Rabu, 14 Juli 2010

DIARY JAULAH KE UNS DAN UGM

Assalamu’alaykum Warohmatullah..

Kamis, 1 April 2010

Hari ini saya akan mengikuti jaulah ke Solo dan Jogja. Pulang kuliah setelah menjenguk temen di RS Advent, saya membayar biaya transport ke kamar teh Okta, Rp 130.000,00.

Dari hasil berbincang-bincang, saya bersyukur bisa dapat tempat, karena sempat menjadi salah satu waiting list karena sedikit misscom.

Setelah packing, saya berangkat ke Salman pukul 18.45 WIB. Sesampainya di masjid Salman saya tilawah bentar sambil menanti azan isya’. Setelah mengantar Nia membeli makan malam dan snack serta mengambil uang di ATM kampus, saya kembali berkumpul bersama para teteh 2007, 2008.. wah, subhanallah ternyata akhwat 2009 yang berkesempatan ikut jaulah kali ini hanya Nia dan saya. Ternyata karena ada satu dan lain hal, rombongan yang terdiri dari 40 ikhwan dan 20 akhwat baru bisa memulai perjalanan sekitar pukul 22.00 WIB (setelah terlebih dahulu ada do’a bersama dan meluruskan niat sebelum memulai perjalanan ini), padahal jadwalnya pukul 20.00 WIB.

Perjalanan dimulai di tengah gelap malam dengan bus Kramat Jati. Di awal perjalanan dibagikan rundown acara. Subhanallah banget deh susunannya.. Meski akhirnya ada beberapa agenda yang tidak jadi dilaksanakan.

Saya duduk bertiga dengan Nia (FTTM 2009) dan teh Ratih(TI 2008). Kami asyik bercerita menikmati perjalanan malam sebelum akhirnya tertidur pulas.

Jumat, 2 april 2010

Sekitar pukul 4.30 WIB rombongan jaulah tiba di Jati Lawang untuk melaksanakan sholat subuh sebelum melanjutkan perjalanan. Pukul 8.30 WIB kami tiba di Jogja, kami mencari sarapan, ada yang jalan, naik becak, foto-foto dan berbagai aktivitas lainnya. Saya, Nia, teh Dini, teh Nadin, teh Ratih dan teh Dwina naik becak, masing-masing berdua untuk satu becak, kami makan gudeg asli Jogja di daerah sekitar kraton. Selesai makan saya ditelpon teh Okta untuk segera kembali ke bus karena ingin mengejar waktu sholat jumat di Solo. Singkat cerita perjalanan dilanjutkan. Selama perjalanan melintasi kota Jogjakarta ini, saya menikmati pemandangan di sekitar jalan sesekali mendengarkan taaruf antaranggota jaulah. Wah, ternyata mayoritas yang ikut jaulah adalah orang-orang yang menurut saya subhanallah banget, saya merasa beruntung sekali berkesempatan melakukan perjalanan dengan mereka. Pukul 11.30 WIB kami tiba di daerah Delanggu. Para ikhwan turun dari bus guna melaksanakan sholat jumat. Sebelumnya sempat terjadi dialog apakah menjamak sholat dhuhur dan ’asar karena sedang safar ataukah tetap jumatan? Akhirnya para ikhwan bisa ikut jumatan. Selagi menunggu para ikhwan sholat, para akhwat ada yang tetap di bus tilawah (alhamdulillah saya waktu itu bisa selesai membaca QS Al Kahfi dalam sekali duduk, karena diingatkan oleh salah satu ikhwan untuk membaca surah tersebut). Ada juga beberapa akhwat yang turun dari bus membeli es kelapa muda dan aneka makanan kecil sebelum melanjutkan perjalanan lagi ke Solo. Sekitar pukul 13.30 WIB rombongan jaulah sampai di UNS. Kami disambut dengan penuh kehangatan oleh temen-temen JN UKMI UNS. Setelah sholat dhuhur kami dijamu makan siang, ada juga yang diantar mandi ke rumah kos terdekat. Subhanallah deh sambutan yang diberikan sangat bersahabat.

Ba’da sholat Asar acara studi banding dilakukan di ”markas” JN UKMI. Acara diawali dengan tilawah lalu ketua dari JN UKMI dan GAMAIS ITB memberikan deskripsi keberjalanan dakwah di kampus masing-masing. Lalu ada sesi tanya jawab dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari Gamais kepada JN UKMI. Sebenarnya acara berlangsung hingga maghrib, tapi saya izin pulang duluan karena sudah dijemput pakdhe dari pukul 16.00 WIB. Alhamdulillah diizinkan, tapi besok pagi-pagi harus nyusul ke Jogja guna mengikuti jaulah di UGM.

Sebelum pulang saya menyempatkan diri untuk memeriksakan mata sekaligus mengganti lensa kacamata yang memang seharusnya sudah diganti. Saat di perjalanan pulang pakdhe ditelpon budhe, saya yang mengangkat telponnya. Nada kebahagiaan terdengar dari percakapan singkat kami, ”ini dek ndari, gimana jadi pulang to.. ibumu sudah tidak sabar pengen segera ketemu nduk, dari tadi nanyain terus, gimana nduk jadi pulang kan??” begitulah budhe mengawali pembicaraan itu. ”nggih budhe, niki wulan sampun dugi proliman, saestu mantuk budhe” saya jawab seperti itu. Setetes air mata rindu mengalir tanpa saya sadari. Sebelum pulang ke rumah saya mampir dulu ke rumah nenek, yang tidak terlalu jauh dari rumah saya. Di sana ternyata ada kakek, nenek, om, pakde, bapak dan saudara sepupu saya yang masih 5 tahun yang kebetulan sedang maen di sana. Mereka menyambut kedatangan saya dengan penuh keakraban. Setelah sekitar 20 menit bercerita dan ditanya ini itu, saya pamit pulang karena sudah dinanti ibu di rumah. Sesampainya di rumah ibu memeluk dan mengecup kening saya dengan pelukan hangat berbalut rindu dan air mata cinta mendalam (so sweet banget deh ^_^). Maklumlah karena rencana awal saya pulang jam 7.00 WIB tapi baru bisa sampai di rumah pukul 20.00 WIB.

Setelah sholat isya dijamak takhir maghrib saya bercengkerama dengan ibu sambil tiduran di samping adek yang baru berusia 7 bulan. Banyak hal yang saya sampaikan dan sesekali ibu memberi saran dan nasehat. Karena terlalu capek saya ketiduran. Bahkan sampai tidak sempat menggendong adik terkecil saya.

Sabtu,3 April 2010 ( Keesokan paginya, pukul 4.30 WIB)

”Nduk, sholat dulu, nanti mau berangkat jam berapa?” halus dan lembut sekali ibu membangunkan saya. Astaghfirullah sudah pagi lagi, ada sedikit rasa tidak terima karena harus pergi lagi, meninggalkan rumah dan keluarga tercinta. Tapi ini harus dilakukan. Saya harus kuat, tidak boleh kalah, hanyut terbawa perasaan.

Tepat pukul 5.45 WIB saya pamitan dengan bapak, ibu, adik, bude dan kakak-kakak sepupu saya yang masih berumur 5 tahun, 10 tahun dan 11 tahun. Suasana haru menyelimuti keberangkatan saya.(beneran lho, saya gak lebay).

Pukul 6.30 WIB saya sampai di Stasiun Purwosari diantar pakde, lalu saya beli 2 tiket prameks ke Jogja. Saya dan mbak Amal (EL 2008) melanjutkan perjalanan ke Jogja selama 1 jam. Lalu kami naik bus kopata jalur 4 guna turun di masjid kampus UGM. Subhanallah masjidnya bagus banget, ada banyak pohon di sekitar masjid juga ada air mancur yang akan menyembur secara periodik tiap beberapa menit atau beberapa jam (lupa detailnya). Saya dan mbak Amal sampai di masjid kampus UGM pukul 8.30 WIB. Tepat saat acara semacam studi banding seperti di UNS dibuka. Seperti biasa ketua JS (Jamaah Salahuddin) dan kepala Gamais mendeskripsikan profil dakwah yang telah berjalan di kampus masing-masing. Setelah acara, kami berkumpul per divisi untuk saling share biar lebih intensif.

Saya mewakili LDW Milis (Moslem Family of Mathematic and Natural Sciences) berkumpul bersama teh Tuti, teh Dini, teh Nadia, teh Santi Gamais dan teh Havisena dari JS. Kami share seputar divisi Annisaa-kemuslimahan. Banyak hal yang saya dapat dari share ini. Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan.

Acara ditutup tepat saat azan dhuhur berkumandang. Setelah sholat jamak takdim dhuhur-ashar, rombongan melanjutkan jalan-jalan ke Malioboro. Karena ada sedikit kereusakan pada bis yang kami sewa, belanja di Malioboro diperpanjang hingga maghrib. Padahal agendanya seharusnya belanja cuma sampai pukul 15.00 WIB lalu berlanjut ke Borobudur di Magelang. Tapi ga jadi.

Sekitar pukul 19.00 WIB rombongan melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung setelah mampir makan malam di salah satu rumah makan di sekitar Jogja.

Ahad, 4 April 2010

Pukul 4.45 WIB rombongan berhenti sejenak di salah satu masjid guna sholat subuh. Perjalanan dilanjutkan. Kami tiba di gerbang depan kampus Ganesha pukul 7.30 WIB. Rasa senang sedih haru bahagia bercampur jadi satu. Alhamdulillah kami tiba kembali di Bandung dengan selamat.

Tiga pertanyaan dan jawabannya.

  1. Bagaimana proses kaderisasi di JS?

Kaderisasi dilakukan sejak 1 bulan sebelum UM UGM yaitu saat calon mahasiswa menginap di asrama UGM. Amanah yang diberikan mempunyai masa yang berbeda, berupa sistem pendampingan.

  1. Bagaimana jam malam di JS ?

Jam malamnya pukul 17.30 WIB. Setelah jam itu tidak boleh ada aktivitas ikhwan-akhwat di sekitar masjid kampus. Apapun alasannya.

  1. Adakah dukungan/kolaborasi calon ketua BEM yang diusung/diusulkan oleh JS ?

Tidak ada, karena semua pengurus BEM berasal dari partai yang menang, partai yang kalah menjadi oposisi dan tidak ikut campur terhadap program-program BEM.

Sekedar informasi : di JS ada banyak sekali harokah yang potensial memicu perdebatan tetapi semua itu bisa dikomunikasikan dengan baik. Tantangan dakwah di UGM jauh lebih kompleks dibanding di ITB karena di UGM mempunyai ragam jurusan yang lebih heterogen.

Demikian diary jaulah yang bisa saya sampaikan. ’afwan jiddan atas segala kekurangannya.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaykum Warohmatullah..

-Wulandari Purwaningrum-

-Kimia 2009-

0 komentar:

Posting Komentar

 

berbagi kisah lewat kata dan puisi.. © 2008. Design By: SkinCorner